8 Apr 2009

KASUS DALAM JUAL-BELI BARANG BEKAS

Seorang kenalan muda datang mampir ke Sketsa, dari wajah dan cara berjalan, terlihat kondisinya penuh tekanan, tidak bersemangat dan memelas. Saya heran, kenapa dia seperti itu, setahu saya, biasanya ia adalah seorang periang, anak muda optimis, pekerja keras yang rajin, gesit, cukup jeli membaca peluang, dan bahkan dengan modal yang terbilang pas-pasan, mencoba membuka usaha sendiri di tengah langkanya pekerjaan dalam situasi ekonomi seperti sekarang ini. Awalnya ia hanya ingin menjual alat musiknya, selebihnya dia diam dan cuma mengutarakan akan pulang ke Sumatera, mau cari kerja di sana. Setelah sedikit didesak dengan gurauan, ada apa dengan raut wajahnya dan kemana gelegak kalori layaknya milik para monyet ketika berebut pisang seperti dulu, akhirnya ceritalah kenapa dia ingin pulang. Ternyata dia baru saja beli sebuah handphone yang belakangan diketahui adalah "hasil curian" dan karenanya dia mendapatkan sertifikat untuk menjadi tamu undangan spesial dari polsek, di sana tertulis permohonan dengan amat sangat agar sudi dan berkenan datang pada hari Senin pukul 10.00 pagi. Membaca itu, maka dengan harapan agar dia bisa sedikit lebih tenang, saya awali dengan bilang "Oh, cuman itu tho.......". Dan memang matanya sedikit berbinar dan kelihatan menahan diri menunggu kalimat selanjutnya.

Saya sudah 10 tahun lebih berusaha dan mencari penghidupan dalam berbagai bisnis jual-beli. Pada tahun 1997, saya usaha jual-beli elektronik di dekat terminal Condong catur. Tahun 1998 mencoba usaha jual-beli handphone dan elektronik, yang disusul buka usaha jual-beli komputer beberapa bulan kemudian. Letaknya di jalan Bimasakti Sapen, tepatnya dekat rumah makan Pendawalima (belakang IAIN Yogyakarta). Karena pengalaman, saya berusaha sehati-hati mungkin dalam membeli barang-barang second. Saya selalu mengambil sikap hati-hati tapi berusaha sehalus mungkin agar si penjual tidak tersinggung, seperti menanyakan kenapa dijual, kapan belinya, milik sendiri apa dititipin teman dsb. Ini juga saya ajarkan pada pegawai saya. Namun bagaimanapun sikap hati-hati saya, dalam masa tenggang sepuluh tahun itu saya mengalami berpuluh-puluh kasus, sebagian bisa diselesaikan dengan kekeluargaan, dan sebagian lagi ada yang terpaksa berurusan dengan pihak kepolisian, hasilnya BAP (Berkas Acara Kepolisian) sekitar 17 kali di berbagai polsek termasuk Polda Yogyakarta. Dan sertifikat-sertifikat pak polisi itu sebagian masih tersimpan.

Berikut adalah jenis-jenis kasus yang timbul sebagai akibat dari jual-beli :
  1. barangnya ternyata hasil curian.
  2. barang dari hasil penggelapan. Barang disewa tapi oleh penyewa dijual.
  3. barang dari hasil penggelapan. Dipinjamin temannya, tapi dijual. Atau kunci kost dititipin karena pulang kampung, tapi oleh temannya sebagian barangnya dijual.
  4. barang fidusia (kredit). Barang belum lunas (kredit), nunggak, barangnya sudah di jual.
Meski sudah berulangkali berhadapan dengan berbagai kasus akibat barang-barang bekas tersebut dan berurusan dengan polisi, namun sampai sekarang saya masih tetap merasa was-was dan tidak tenang dalam melakukan usaha semacam ini. Saya sudah mencoba berbagai usaha lain selain jual-beli, seperti warung makan, jualan tanaman, transfer VCD/DVD, design grafis, pembuatan website dsb, namun tampaknya nasib ekonomi keluarga saya masih harus bergantung pada usaha jual-beli komputer/laptop dan elektronik tersebut. Dan buat teman-teman yang masih belum pernah berurusan dengan pihak kepolisian akibat usaha jual-beli, seperti jual-beli komputer/laptop, elektronik atau handphone, barangkali poin di bawah ini ada gunanya (semoga). Dari hasil pemeriksaan pihak kepolisian, di bawah ini adalah ringkasan yang bisa membantu kita tidak terjerat dalam hukum :

  • Itikad baik.
  • Ijin Usaha (HO, dsb).
  • Plang/baliho yang menunjukkan usaha jual-beli
  • Harga standard
  • Foto copy KTP dari yang menjual
  • Kwitansi pembelian dari toko kita
  • Surat pendamping kwitansi, semacam pernyataan kepemilikan barang.
  • Memahami pedoman pasal 1817 BW dan Beberapa pasal Perdata

Kalau ada teman sesama pengusaha atau bagi yang butuh keterangan lebih lanjut dan ingin rinciannya, saya usahakan akan membahasnya secepatnya. Thank's.

Nb : postingan ini saya bahas baik dalam wordpress maupun di www.sketsa1.com, mungkin dengan berbagai perubahan tergantung apa-apa yang teringat dan yang terfikirkan.

30 Mar 2009

Makian pada Bahasa Inggris

Saya punya beberapa blog, salah satunya adalah blog sosial budaya, yang semua kontentnya menggunakan bahasa Inggris. Isi blog itu berkisar seputar sosial-udaya, terutama membahas mengenai budaya di Jogjakarta dan budaya Batak, dibumbui kritik baik pada pemerintah RI maupun pada dunia Barat terhadap pada mulai lumpuhnya kekuatan budaya tersebut karena pengaruh dan kurangnya perlindungan mereka. Untuk melengkapi dan karena kurangnya kemampuan saya dalam bahasa Inggris, meskipun saya bukan seorang photografer, saya usahakan foto sebanyak-banyaknya di muat di sana.

Cukup lumayan pengunjung luar negeri yang datang berkunjung ke blog itu, mungkin karena saya rajin meninggalkan jejak di blog-blog mereka yang senang membahas masalah sosial-budaya. Rata-rata mereka mendukung saja, bisa jadi mungkin karena malas pada kontennya atau tidak mengerti karena bahasa Inggris-nya, yang jelas tidak banyak mengomentari tudingan negatif yang saya lakukan pada pengaruh barat pada budaya Indonesia. Mereka hanya meminta agar foto-foto, data-data, video dari kegiatan terbaru yang berhubungan dengan kebudayaan tersebut diperbanyak dan kalau sebisa mungkin selalu di update.

Beberapa netter dari Indonesia, tampaknya kesasar masuk ke blog tersebut. Banyak yang memberikan kritik tajam, tergantung cara mencernanya, bisa membuat kuping panas, namun bisa menjadi masukan yang baik dan bahkan tak jarang membuat kita tersenyum-senyum. Saya senang karena kritikan mereka benar adanya, yaitu tentang grammer dan pemilihan kosa kata yang tidak pas dalam banyak kalimat yang ada di blog sosial budaya tsb. Konten mengenai kritik pada pemerintah yang bercerita tentang kurang nya dukungan pemerintah dari sudut pandang pelestarian budaya, justru tidak diminati dan tidak ada tanggapan. Akhirnya semua comment dari dalam negeri berputar-putar sekitar masalah grammer, kosa kata, bahasa Inggris pas-pasan, anjuran agar menggunakan bahasa Indonesia saja, bahasa Inggris kampungan, memalukan bagi luar negeri dsb.

Foto Sebagai Pelengkap Bahasa
Mau bagaimana lagi, memang grammer dan pemiulihan kosa kata yang betul-betul pas dalam blog itu masih lemah, tapi kritikan-kritikan itu serasa mesin turbo yang mendorong keras semangat belajar agar kelak bisa lebih baik. Sebagai ganti atau pelengkap bahasa yang sulit saya utarakan dalam bahasa Inggris, maka saya menggunakan foto sebanyak-banyaknya. Untuk teman-teman yang belum atau masih mencoba blog dalam bahasa Inggris, saya rasa meskipun merasa masih amburadul menggunakan bahasa dunia tsb, janganlah ini menjadi penghalang sehingga kita malu/malas/tidak mau mencoba blog/web dalam bahasa Inggris. Anggap saja blog tersebut sebagai tempat pembelajaran agar mau tidak mau, kita harus buka kamus, dan para pengeritik adalah guru yang menasehati, tak jarang para pengeritik memberikan masukan berupa data yang benar. Yang jelas belum pernah saya dengar ada blogger yang karena grammer bahasa Inggris nya amburadul lalu ditangkap dan interogasi polisi. So........

27 Mar 2009

Jemari Tuhan dan Sang Waktu

Ketika Tuhan menjentikkan jemarinya, kematian menjadi pernak-pernik yang bertaburan di antara kita. Kesadaran akan kesalahan seperti bangun dari tidur panjang. Penyesalan untuk mundur ke belakang adalah mimpi meski tangis menjadi-jadi. Dan berakhir hanya dalam dua bentuk, doa yang berbuah hikmah atau protes pada Tuhan yang merusak jiwa.

Air bah melimpah bertanding dengan air mata yang tak berkesudahan. Rumah lux dan gubuk reot bernilai sama pada akhirnya, meski ada jua yang protes, bagaimanapun rumah lux lebih punya kekuatan, berkat beton dan tulang besinya, minimal ada kematian yang berhasil dihalau dari penghuninya. Bandingkan dengan gubuk yang tiang-tiangnya justru semakin mematikan. Jadi kecemburuan pun perlahan merayap di antara ketidak berdayaan. Menelikung beberapa isi kepala menjadi jurang sosial yang semakin menganga. Sekali lagi pada akhirnya bernilai sama.

Gemetar pusat bumi, memacu gemetar jiwa. Meruntuhkan apapun tanpa pilih-pilih. Puing-puing, darah, ketakutan dan kematian di sana sini menyebabkan orang melupakan sekelumit perbedaan yang sulit berpadu pada satu titik (sudut pandang politik, budaya, hukum, agama, ras dsb). Tolong-menolong menjadi jembatan gagah yang tampak indah. Sebagian ikhlas, namun sebagian lagi terselip jua cita-cita tersembunyi, bantuan maya dan kedermawanan menjadi kendaraan yang melaju di atas jembatan itu, mencipta keanggunan sekelumit pribadi, lebih menyakitkan ketika menjadi keuntungan tak terduga. Banyak yang menjalaninya dalam perasaan plong, seolah sang Pencipta merestui dengan mengatakan itu bagian dari kucuran keringatnya.

Ketika jemari Tuhan dijentikkan-Nya, hanya sang waktu yang berlaku seperti biasa, dia tidak perduli pada perbedaan apapun, pada intrik selicik apapun, pada tangis sesendu apapun, pada tawa sederai apapun, pada kematian sekelam apapun, kesakitan seperih apapun, pada beribu kelakuan terpuji atau tercela, pada iba yang menghiba-hiba, pada kau, aku, kita atau mereka, atau pada jentikan jemari Tuhan berikutnya.

26 Mar 2009

Tuhan di Rimba Kesesatan dan Kebenaran

Aku mencari Tuhan di rimba kesesatan
tempat kita menuai dan memanen kehidupan
terlunta-lunta oleh rupiah, gemerlap lampu,
hingar-bingar entertainment, dunia maya dan topeng
segalanya telah meracuni hasrat dan keinginan

Aku mencari Tuhan di rimba hasrat dan keinginan,
penuh dengan senyum ular beludak
bersembunyi dan beranak pinak di rawa-rawa kehidupan
menebar intrik di dalam kebenaran

Aku mencari Tuhan di dalam kebenaran
tapi kebenaran bagi seseorang, seperti jendral bintang 5
yang mengkomando menembaki para bajingan
Semua orang yakin pada kebenarannya melebihi kebenaran itu sendiri

Semua mencari Tuhan, menjadikan alasan melebihi kebenaran itu sendiri
karenanya hanya airmata yang jadi danau kecil tempat penyesalan berlabuh
Ditengah-tengah
rimba kesesatan
Aku kembali ke awal

3D-Album PicturePro Platinum 3.1

3D-Album PicturePro Platinum 3.1, merupakan software yang bisa digunakan untuk membuat Video dari sekumpulan foto-foto. Selain itu software ini bisa juga untuk presentasi, pembuatan kalender atau memberi hiasan frame pada foto. Format yang didukung software ini adalah VCD, SVCD, DVD, MPEG, MPEG2, WMV, AVI, Real Media Movie, PAL maupun NTSC.

Terakhir 3D-Album mengeluarkan versi upgradenya, yaitu versi 3.228, Versi ini berisi plugins yang sangat banyak, sehingga efek transisi pada 3D-Album semakin variatif.

Berbeda dengan pada pembuatan foto frame atau edit foto, untuk proses pembuatan Foto VCD, DVD, program ini membutuhkan minimal Core2Duo, dengan memory 1 Gb dan VGA 256 Mb. Sedangkan jika dipakai hanya untuk editing foto, cukup dengan p4, ram 256, dan VGA 64. Karena itu jika spesifikasi komputer kita masih P4, maka untuk foto VCD, DVD, lebih baik beralih ke program lain seperti PhotoJam, ProShowGold, MemoriesOnTvPro, SimpleStar PhotoShow Deluxe, Photo2VCD Professional dsb.

Untuk membuat framer pada foto, agar kelihatan menarik, maka program ini sudah memberikan cukup banyak jenis-jenis frame. Juga cukup gampang digunakan, dibandingkan harus memakai program PhotoShop.

Photo Jam

Software Photo Jam adalah sebuah program yang bisa digunakan untuk mengolah sekumpulan foto-foto, diberi musik/lagu, teks, diberi efek, kemudian disimpan dalam bentuk Video. Musik atau lagu yang bisa disisipkan adalah MP3. Cara pemakain sangat mudah, tidak perlu tutorial. Car install pun sangat gampang.

File Bisa di download di http://download.cnet.com/PhotoJam/3000-6675_4-10057916.html
Namun pada versi free, fasilitas musik dan beberapa fasilitas lain tidak aktif.

25 Mar 2009

Inilah Hidup!

Di jalan Godean aku pernah melihat seorang pencopet ketangkap basah mencuri sebuah handphone. Ia dihakimi massa hingga babak belur. Wajah garang para pengeroyok dan beringas seperti tanpa ampun. Mereka memukul dengan tangan kosong, tendangan, meludahi, dan menggunakan apa saja untuk menyakiti, seperti pentungan, potongan besi atau batu secara membabi buta. Seolah-olah sang pencopet bukanlah anak manusia. Seolah-olah dia bukan di lahirkan oleh seorang ibu dari rahim yang dirawat selama sembilan bulan lebih. Tak ada yang membayangkan bahwa dulu ia dan sama seperti kita pernah jadi anak kecil yang ditimang-timang dan dibesarkan selama puluhan tahun. Tak ada pula yang membayangkan bagaimana perasaan ibundanya melihat buah hatinya diperlakukan seperti itu. Atau bagaimana kalau orang itu ternyata punya anak, istri atau saudara-saudara di tempat lain. Bagaimana persaan mereka melihat perlakuan ini?

Ketika aku dan beberapa orang mencoba melerai, beberapa diantara mereka dengan kayunya dan dengan mata melotot berpaling ke arahku penuh tanya, seolah merasa terganggu dengan aktifitasnya. Pandangan itu hanya dalam beberapa detik, lalu kembali keaksi barbarnya. Namun tatapan mata mereka yang beberapa detik itu tiba-tiba membuat darah tersirap dan perasaan dialiri ketakukan seketika. Tak banyak yang dapat aku perbuat saat itu. Hanya melihat tetesan darah dan mendengar gebukan demi gebukan. Sesekali aku tak sengaja bertatapan dengan si pencopet, yang ternyata setengah baya, ini membuat darahku kembali tersirap, membayangkan apa yang ada dipelupuk matanya. Aku tak tahu apa yang dirasakannya, hanya aku terbawa rasa getir, ngilu, dan tubuhku serasa ikut sakit, terbayang istrinya, anaknya atau ibu yang telah melahirkannya, membayangkan perasaan mereka dan beribu perasaan lain, entahlah. Namun sulit juga menyalahkan para pengeroyok itu sepenuhnya, karena seperti kejadian di Jalan Kaliurang di sebuah toko handphone, yang juga kusaksikan sendiri, emosi masyarakat tampaknya semakin hari semakin meningkat, mungkin selain karena ekonomi, juga faktor psikologis di mana mereka geram karena selain merampok, para penjahat itu juga menyayat leher korban, dan berita semacam ini sudah teramat banyak. Di balik semua itu, sungguh sulit membayangkan kejadian-kejadian terakhir ini dan melupakan apa yang telah diperbuat para makhluk ciptaan Tuhan yang katanya derajatnya paling tinggi di muka bumi ini. Dan aku tiba-tiba seolah ingin protes pada Tuhan, yang tak kunjung mengirim para polisi.

Aku duduk merenung kata-kata Kahlil Gibran :
  • Karena tidak ada sehelai daun yang dapat menguning tanpa sepengetahuan seluruh pohon - meski ia tetap diam, demikian pula si salah tak dapat berbuat salah, tanpa keinginan nafsu sekalian umat manusia - walaupun terpendam.
  • Keadilan tidak dapat serta-merta dipisahkan dari kezaliman, begitu pula kebaikan dan kejahatan. Keduanya sama-sama tergelar di hadapan wajah matahari, sebagaimana benang tenun hitam dan putih suci bersama menganyam selembar kain. Sekali benang yang hitam terputus, maka seluruh peralatan tenun akan diperiksa. Apabila kalian hendak menghukum perempuan zina (orang bersalah), maka sertakanlah hati ayah-ibunya sebagai anak timbangan dan jiwa suaminya sebagai pita ukuran.
  • Dan apabila seorang akan menjatuhkan pidana atas nama hukum demi tegaknya keadilan, ketika mengayunkan kapak ke batang pohon yang dihinggapi setan, hendaklah dia melihat dahulu akar pohon itu - dan di sana ia akan mengetahui akar yang masih baik, akar yang sudah buruk, akar yang masih mengandung harapan serta akar yang sia-sia dan hanya berisi kemandulan.