25 Des 2008

Teman 20 th Lalu & Sebuah buku

(Tentang buku "Ziarah" karya Syahril Latif dan kenangan seorang teman)

Bahan tulisan ini berkaitan
permintaan seorang teman 20 tahun lalu dgn tulisan yang pernah kukirim ke rubik sastra di beberapa koran sekitar tahun 1997 tapi tak dimuat. Mungkin karena dianggap kurang bagus. Pengiriman pertama ke Singgalang atau Haluan Minggu aku lupa, setelah tidak dimuat selama beberapa bulan, kurenovasi sedikit lalu kukirim ke Kedaulatan Rakyat, dan sebuah majalah budaya dan sastra, tidak dimuat juga. Tahun ini ketika membongkar gudang kutemukan berkasnya yang masih berupa naskah dengan banyak coretan. Lalu kucoba menjadikannya sebagai bahan untuk blog ini. Tahun 2008 ini kukirim ke Blog. Ya....jelas dimuat dong wong....saya direksinya blog ini kok....

Tapi coba bayangin berapa puluh tahun baru bisa dibaca temanku itu. Itupun kalau masih punya minat pada dunia sastra (Kalau ada waktu isi buku ini akan kusadur ke dalam judul lain di blog ini). Belum lagi aku harus melacak emailnya terlebih dahulu.
Dia ini teman akrabku semasa SMA, sekitar tahun 1986 - 1989 yang kenal secara tidak sengaja di "Perpustakaan Wilayah". Tentang terjadinya perkenalan dan hari-hari kenangan setelah itu juga menjadikan cerita tersendiri yang juga akan kutulis dengan judul lain kalau dia tidak keberatan.

Hampir 20 tahun ini kami tidak berhubungan. Entah kayak apa mukanya sekarang. Sifatnya mudah-mudahan masih kayak dulu, baik, penolong, rendah hati. Tapi pendiamnya dan pemalunya itu minta ampun, mudah-mudahan sudah berubah. Biasanya sih seorang peminat sastra, meski 20 tahun berlalu kalau minatnya masih sastra paling yang berubah cuma raut dan kepalanya aja, biasanya sih sifatnya ya...gitu gitu aja, termasuk isi dompetnya. Itu yang kukenal lho....., jangan terus dibandingin sama dompet pengarang "Laskar pelangi", yang kayak gitu cuman satu dari 100000 orang saja.

Jadi kucarilah buku yang dimintanya yaitu "Ziarah" karangan Syahril Latif terbitan tahun 1981, penerbit Mitra Srangenge, Bandung sebuah kumpulan puisi.
Pada tahun 1997 buku itu kutemukan, sekarang juga masih kusimpan.
Gara-gara mau nulis blog ini kucari lagi si buku itu. Begitu kubaca, badan ini serasa dingin melayang-layang diatas tempat yang biasa kami kunjungi, perpustakaan Padang, SMA Don Bosco, Pasar Padang, Jl. Perintis Kemerdekaan, Pantai Padang, Bukit Tinggi yang dingin, hingga kesebuah tempat yang selalu berusaha kulupakan, tetapi tetap saja membayangi hingga detik ini.
Selalu terbayang kalau mendengar beberapa lagu baholak atau melihat tumpukan buku sastra lama yang masih kusimpan itu.

Tahun 1997 ku fotocopy lalu kukirimkan padanya lewat kantor pos. Tapi dikembalikan, aku lupa alasannya. Karena itulah aku mencoba mengirim sedikit cuplikan isinya berikut semacam referensi kekoran Singgalang, dan Haluan Minggu. Aku tahu dia suka membaca Haluan Minggu. Menurut temanku yang lain bernama Lien yang tinggal di Padang katanya tidak di muat. Jadi beberapa bulan kemudian kukirim lagi ke sebuah majalah budaya dan tidak dimuat juga, lalu terlupakan hingga saat ini.

Tahun 1997 itu aku bertanya-tanya dalam hati, apakah dia masih aktif dalam masalah-masalah sastra seperti itu. Karena kebanyakan orang sekarang sudah sibuk dengan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang makin sulit ini.

Cerita punya cerita akhirnya kutahu dari Lien ternyata dia baru kehilangan pacarnya sekitar tahun 1996 dan sejak itu kata Lien dia lenyap entah kemana. Waktu itu kami menebak dia ke Jakarta.
Duh.... ini berarti dia kehilangan kekasih 2 kali. Pertama ketika sama-sama SMA dulu dan sekarang ketika akan menikah. Jadi tahulah aku kenapa dia dulu mencari buku Syahril Latif itu. Kenangan bagi seseorang kadang terbekas dengan jelas, terobati atau bahkan mungkin makin menghanyutkan oleh lagu, buku, bingkisan atau tempat-tempat tertentu. Itulah link dari permintaannya.

Tahun ini, aku dengan cepat menemukannya di Internet, dia ada di Jakarta, sudah menikah dan sudah punya anak. Ketika kuemail dan menanyakan apakah sudah memiliki kembali buku itu atau masih menginginkan buku itu, biar kukirim, dia bilang terima kasih, tapi tidak ada niat lagi, bahkan untuk melihat buku itu saja tidak mau. Ku emai lagi dan menanyakan kapan main-main ke Yogya. Dia tulis begini : "Van....Aku belum bisa membayangkan ketemu kamu, apalagi disodori buku itu, dengar namamu saja aku lemas mengingat lagu "Imagine" nya John Lennon dan dan lagu-lagu Ebiet G. Ade yang biasa kita nyanyiin. Tapi tolong disimpanin bukunya dan jangan sampai hilang. Suatu saat nanti pasti kubutuhkan buku itu..........

Lho.......kok suatu saat, kenapa tidak sekarang, sekejap aku terkesima, mudah-mudahan tidak seperti apa yang terlintas dipikiran liarku......."Masak nunggu.........." Sorry Gun...becanda kok...


Buat Gun.....,semoga sehat-sehat? kirim salam buat istri dan anak-anak.

1 komentar:

  1. agan saya mau donk softcopy buku syahril latif kalo agan punya, saya tertarik dengan buku itu... mohon dibantu beli gak mampu..

    BalasHapus